Terdapat 3 jenis kriptografi, jelas masing jenis kriptografi secara singkat
Kriptografi Simetris
Teknik kriptografi ini
diciptakan dengan maksud untuk dapat menciptakan cipher yang tidak dapat
dipecahkan menggunakanteknik analisis frekuensi. Berbeda dengan caesar cipher,
hill cipher tidak mengganti setiap abjad yang sama pada plainteks dengan abjad
lainnya yang sama pada cipherteks karena menggunakan perkalian matriks pada
dasar enkripsi dan dekripsinya.
Hill cipher merupakan
penerapan aritmatika modulo pada kriptografi. Teknik kriptografi ini enggunakan
sebuah matriks persegi sebagai kunci berukuran m x m sebagai kunci untuk
melakukan enkripsi dan dekripsi. Dasar teori matriks yang digunakan dalam Hill
cipher antara lain adalah perkalian antar matriks dan melakukan invers pada
matriks. Karena menggunakan matriks sebagai kunci, Hill cipher merupakan
algoritma kriptografi kunci simetris yang sulit dipecahkan, karena teknik
kriptanalisis seperti analisis frekuensi tidak dapat diterapkan dengan mudah
untuk memecahkan algoritma ini. Hill cipher sangat sulit dipecahkan jika
kriptanalis hanya memiliki ciphertext saja (chipertext-only), namun dapat
dipecahkan dengan mudah jika kriptanalis memiliki ciphertext dan potongan dari
plaintext-nya (known-plaintext).
Kriptografi Asimetris
Algoritma asimetris,
sering juga disebut dengan algoritma kunci publik atausandi kunci publik,
menggunakan dua jenis kunci, yaitu kunci publik (public key) dan kunci rahasia
(secret key). Kunci publik merupakan kunci yang digunakan untuk mengenkripsi
pesan. Sedangkan kunci rahasia digunakan untuk mendekripsi
pesan. Kunci public bersifat umum. artinya kunci ini tidak
dirahasiakan sehingga dapat dilihat oleh siapa saja. Sedangkan kunci rahasia
adalah kunci yang dirahasiakan dan hanya orang-orang tertentu saja yang boleh
mengetahuinya. Keuntungan utama dari algoritma ini adalah memberikan jaminan
keamanan kepada siapa saja yang melakukan pertukaran informasi meskipun di
antara mereka tidak ada kesepakatan mengenai keamanan pesan terlebih dahulu
maupun saling tidak mengenal satu sama lainnya.
Kriptografi Hibrid
Sistem ini
mengggabungkan chiper simetrik dan asimetrik. Proses ini dimulai dengan
negosiasi menggunakan chiper asimetrik dimana kedua belah pihak setuju dengan
private key/session key yang akan dipakai. Kemudian session key digunakan
dengan teknik chiper simetrik untuk mengenkripsi conversation ataupun
tukar-menukar data selanjutnya. Suatu session key hanya dipakai sekali sesi.
Untuk sesi selanjutnya session key harus dibuat kembali.
Berikan contoh kriptografi untuk jenis simetris
Salah satu contoh kriptografi jenis simetris adalah Data Encription Standard (DES). DES (Data Encryption Standard) adalah algoritma cipher blok yang populer karena dijadikan standar algoritma enkripsi kunci-simetri, meskipun saat ini standard tersebut telah digantikan dengan algoritma yang baru, AES, karena DES sudah dianggap tidak aman lagi. Sebenarnya DES adalah nama standard enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data Encryption Algorithm),namun nama DES lebih populer daripada DEA. Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L. Tuchman pada tahun 1972. Algoritma ini didasarkan pada algoritma Lucifer yang dibuat oleh Horst Feistel. Algoritma ini telah disetujui oleh National Bureau of Standard (NBS) setelah penilaian kekuatannya oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.
DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan menggunakan 56 bit kunci internal (internal key) atau upa-kunci(subkey). Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal (external key)yang panjangnya 64 bit.
Salah satu contoh kriptografi jenis simetris adalah Data Encription Standard (DES). DES (Data Encryption Standard) adalah algoritma cipher blok yang populer karena dijadikan standar algoritma enkripsi kunci-simetri, meskipun saat ini standard tersebut telah digantikan dengan algoritma yang baru, AES, karena DES sudah dianggap tidak aman lagi. Sebenarnya DES adalah nama standard enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data Encryption Algorithm),namun nama DES lebih populer daripada DEA. Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L. Tuchman pada tahun 1972. Algoritma ini didasarkan pada algoritma Lucifer yang dibuat oleh Horst Feistel. Algoritma ini telah disetujui oleh National Bureau of Standard (NBS) setelah penilaian kekuatannya oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.
DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan menggunakan 56 bit kunci internal (internal key) atau upa-kunci(subkey). Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal (external key)yang panjangnya 64 bit.
Skema algoritma DES
Uraikan dengan jelas, satu contoh pemakaian kriptografi pada kehidupan sehari hari
Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine (ATM)
digunakan nasabah bank untuk melakukan transaski perbankan. Utamanya, kegunaan
ATM adalah untuk menarik uang secara tunai (cash withdrawal), namun saat ini
ATM juga digunakan untuk transfer uang (pemindahbukuan), mengecek saldo,
membayar tagihan kartu ponsel, membeli tiket kereta api, dan sebagainya
Transaksi lewat ATM memerlukan kartu magnetik (disebut juga
kartu ATM) yang terbuat dari plastik dan kode PIN (Personal Information Number)
yang berasosiasi dengan kartu tersebut.
PIN terdiri dari 4 angka yang harus dijaga kerahasiannya oleh
pemilik kartu ATM, sebab orang lain yang mengetahui PIN dapat menggunakan kartu
ATM yang dicuri atau hilang untuk melakukan penarikan uang.
PIN digunakan untuk memverifikasi kartu yang dimasukkan
oleh nasabah di ATM. Proses verifikasi dilakukan di komputer pusat (host) bank,
oleh karena itu harus ada komunikasi dua arah antara ATM dan komputer host. ATM
mengirim PIN dan informasi tambahan pada kartu ke komputer host, host melakukan
verifikasi dengan cara membandingkan PIN yang di-entry-kan oleh nasabah dengan
PIN yang disimpan di dalam basisdata komputer host, lalu mengirimkan pesan
tanggapan ke ATM yang menyatakan apakah transaksi dapat dilanjutkan atau
ditolak.
Selama transmisi dari ATM ke komputer host, PIN harus
dilindungi dari penyadapan oleh orang yang tidak berhak. Bentuk perlindungan yang dilakukan selama transmisi adalah
dengan mengenkripsikan PIN. Di sisi bank, PIN yang disimpan di dalam basisdata
juga dienkripsi.
Algoritma enkripsi yang digunakan adalah DES dengan mode
ECB. Karena DES bekerja dengan mengenkripsikan blok 64-bit, maka PIN yang hanya
terdiri dari 4 angka (32 bit) harus ditambah dengan padding bits sehingga
panjangnya menjadi 64 bit. Padding bits yang ditambahkan berbeda-beda untuk
setiap PIN, bergantung pada informasi tambahan pada setiap kartu ATM-nya.
Karena panjang PIN hanya 4 angka, maka peluang ditebak
sangat besar. Seseorang yang memperoleh kartu ATM curian atau hilang dapat
mencoba semua kemungkinan kode PIN yang mungkin, sebab hanya ada 10 ´ 10 ´ 10 ´
10 = 10.000 kemungkinan kode PIN 4-angka. Untuk mengatasi masalah ini, maka
kebanyakan ATM hanya membolehkan peng-entry-an PIN maksimum 3 kali, jika 3 kali
tetap salah maka ATM akan ‘menelan’ kartu ATM. Masalah ini juga menunjukkan
bahwa kriptografi tidak selalu dapat menyelesaikan masalah keamanan data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar